Oct 19, 2011
Wبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
بِسْمِ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
اَلسَّلاَمُ َعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Inilah wasiat renungan masa/atau pengalaman baru di samping yang lama-terufama sekali terdapan pada tahun 1399 H-1979 M- 1981 M, lebih-lebih setelah Almaghfurlah Faqidul Islam Maulana Wasyaikhuna Al-Allamah Al-Arifubillah abulbarakat wannafahaat syaidi Asyekh Hasan Muhammad Al-Masysyath berpulang kerahmatillah Ta’ala, pada hari Rabu 7 Syawal 1399 H, taghammadahullahu birahmatihi alwaasi’ah, waja’alana wajami’al-muhibbin khaira khalafin likhairi safin, bimannihi wakaramihi Ta’ala.
Amin bil Amin.
K.H.M. Zainuddin Abdul Madjid ketika menabadikan pesannya terhadap seluruh keluarga dan muris-muridnya, untuk terus memperjuangkan Nahdlatul Wathan.
Anak-anakku / murid-muridku yang setia dan berjiwa murni. Semulia-muliamu padaku ialah yang paling banyak memberikan manfaat kepada Nahdlatul Wathan.
Sejahat-jahatmu padaku ialah yang peling banyak merusak perjuangan Nahdlatul Wathan.
Justeru itu serbalah……!, bersatulah…..!, berjuanglah….!, berjuanglah menuruh khittah perjuangan Agama, Bangsa dan Negara.
Kerahkanlah jiwa dan ragamu selaku perjuang Agama Allah yang ikhlas zohir dan bathin dengan selalu memohon pertolongan dan perlindungan-Nya.
Semoga Allah Subhanahu wata’ala selalu membukakan pintu kebaikan kepada kita dan seluruh pencinta-Nya serta keredho’an Dunia dan Akhirat.
Diucapkan pada tanggal, 23-09-76 H
23-03-57 M
Jauh sebelum adanya penyelewengan Abiturent NWDI dan NBDI.
WASIAT RENUNGAN MASA / PENGALAMAN BARU INI DIALAMATKAN:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Kepada yang tercinta :
1. Anakku semua Abiturent / pelajar Madrasah. Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Nahdlatuh Banat Diniyah Islamiyah (NBDI).
2. Saudaraku Keluarga Besar Nahdlatul Wathan ( NW ) yang setiawan.
Dengan segala ketulusan hati ayahanda sampaikan WASIAT RENUNGAN MASA / PENGALAMAN BARU ini, untuk diamalkan/dilaksanakan sebagaimana mestinya. Wasiat (nasehat) ini adalah cetusan jiwa pengalaman hidup ayahanda selama ini, dari masa ke masa.
Atas keikhlasan/kesetiaan anakku/Saudaraku yang budiman, sebelumnya ayahanda sampaikan terima kasih.
“WAMMAN YUSYAIBIH ABAHU FAMA DZOLAM”
Wassalam Ayahanda Al-Muhib
( K.H.M. Zainuddin Abdul Majid )
Pancor Bermi,
9 Dzulhijjah 1401 H
7 Oktober 1981 M
1. Karena setia menjunjung perintah
Menghidupkan Qur’an menghidupkan Sunnah
Banyak terhulur butiran hikmah
Falhamdulillah wasysyukurkah
2. Setelah berazam ke “Rumah sendiri”
Rumah Haqiqi bukan majazi
Banyak bantua Ilahi Rabbi
Ke Khadam Selaparang Rinjani
3. Datu bersama ayahandanya
Limpahkan takluk dan kumbakarna
Sapu jagat dan sebagainya
Bukti rinjani dan Gadjah Mada
4. Guci sengenger berlambang rapi
Naga dan ayam sapi kelinci
Hikmat berlongas sangat berarti
Tunjukkan tanda kebesaran Ilahi
5. Kelinci lari kebawah beringin
Ditertawai kelinci sepenuh angin
Ayam berkokok naga dipimpin
Obat mujarab hikmat Ilahi
6. Mustika insane hikmatnya tinggi
Dan alat tabligh lampu dan guci
Qarurah hikmat memproduksi
Obat mujarat hikmat Ilahi
7. Pusaka Rabi’ah bernama “bayu”
Dipusakakan pada yang maju
Aktif berjuang siap selalu
Tahan uji seribu satu
8. Pusaka Pejanggik mudah tibanya
Tidak disangka sultan wasithnya
Ghaib Al-Jazair bertanda mata
Dan Kali Musa pun beri tanda
9. Sayid Abdullah shahib ayahanda
Di perang Bali Congah-Peraya
Limpahkan pula batu berguna
Sambil memberi nasihat cinta
10. DEWI mengirim sebuah kelapa
Tinggi pohonnya lima ribu depa
Batu keliling tugasnya menjaga
Pulau Lombok selama-lamanya
11. Dapat dipinjam sehari semalam
Setelah itu kembali menyelam
Berkeliling terus siang dan malam
Semoga barakat tetap tergenggam
12. Pohon kelapa di alam hikmah
Tidak berada di kebun dan sawah
Dipetik oleh petugas hadlrah
Syaid Khalidi pemberi isyarah
13. Sangat ajaibnya pengambilan batu
Ia berpindah kesana kesitu
Ngembalikannya secara tertentu
Diterimakan di atas perahu
14. Di Sasak ini banyaklah masih
Pusaka lama ditempat tersisih
Lobar Loteng ditempat tersisih
Di Lotim penuh dijaga patih
15. Hamba yang khusus sering bertemu
Di tempat yang memang sudah tertentu
Karena mereka mendapat restu
Dengan mudahnya membuka pintu
16. Maulana Malik banyak berjasa
Meberi bantuan hiburan nyata
Terima kasih berjuta-juta
Wasysyukurulahu Abadan abada
17. Makhluk jinak aktif beraksi
Ke Kalimantan dan Sulawesi
Ke NTT Sumatera dan Bali
Bahkan ke Sabang sampai Meraoke
18. Malahan sampai keluar negeri
Seperti Makkah Mesir Magrabi
Amerika Rusia Jepang Itali
Dengan hikmat Ilahi Rabbi
19. Pandai memakai seluruh bahasa
Yang nyata berlaku dalam dunia
Ia tak perlu berhadapan muka
Cukup hanya ke arah mereka
20. Sering memakai seribu satu
Wajahnya terang di sana di situ
Mengajak Ummat kejalan yang satu
Hikmah Ilahi pelimpah restu
21. Sunan mulia limpahkan hadyah
Setelah terbuka pintunya Ka’bah
Ambar nyawa harumnya megah
Bati himpitan menambah hikmah
22. Setelah Anbar ninggalkan Semeru
Gunung bergoncang di saat itu
Akhirnya keluar lahar melulu
Hamper terganggu cemara siwu
23. Memang hebat upacaranya
Jarang terjadi sepanjang masa
Bila Allah yang Maha Kuasa
Hendaki suatu pastilah nyata
24. Pulau Meringkik mencatat sejarah
Mencukupi himpitan hajarul Hajarul Ka’bah
Di Geresik hanya diberi setengah
Memang Tuhanlah mengatuh hikmah
25. Wali Songo Malik Ibrahim
Sentral da’wahnya pernah bermukim
Beberapa waktu dipengkores intim
Suku Sasak Islamnya Salim
26. Di sana-sini berangsur-angsur
Di Lombok Tengah dan Lombok Timur
Rasyid di barat sampai terkubur
Pada akhirnya NW mengatur
27. Kalau nanda memang beryakin
Tak sampai hati meninggalkan Zainuddin
Maulana Hasan do’akan : Tamkin
Dalam kitabnya “Almustarsyidin”
28. Malahan Maulana banyak bersurat
Disamping tersurat banyak tersirat
Mutiara hikmah penuh isyarat
Lahir batinya membawa hikmat
29. Rasyid berkata di satu malam
Lombok serambi Masjidil-Haram
Sejak dibangun bernafaskan Islam
Oleh putera sulthanul Iman
30. Bahwa di Lombok sebelum ini
Paham animis anutan asli
Sewaktu-waktu didatangi da’i
Akhirnya lahir Sultan Rinjani
31. Makhluk yang putih ratusan nyata
Dipimpin oleh yang paling tua
Di kendaru Gerung Rasyid ngaturnya
“Kabir Akbar penjelmaan Aqsha”
32. Sungguh ajaib bukan kepalang
Berabad-abad tak hancur hilang
Di bawah hikmat yang gilang gemilang
Pilihan Allah di Selaparang
33. Banyak sekali pandai membaca
Tapi takpandai mengkaji yang nyata
Kitab yang gundul dibaca nyata
Di kitab berbaris hatinya buta
34. Pulau sasak kecil sekali
Tapi gunungnya besar dan tinggi
Kalau orang pandai mengkaji
Pastilah sujud seribu kali
35. Kabir Akbar Arabi Mina
Khadami rasyid nyebarkan agama
Mamiq Milasih nama samarannya
Supaya Sasak cepat nerima
36. Memang hebatlah Mamiq Milasih
Jarak jauh pun dapat melihat
Dapat menolong dapat meraih
Asalkan niat suci dan bersih
37. Sungguh besarlah bantuah patih
Turut berjuang siap melatih
Semoga Allah Yang Maha Pengasih
Limpahkan asuh asah dan asih
38. Di liang Petang di Moyohulu
Tujuh mubalig bermakam di situ
Penyebar Islam zaman dahulu
Awal terbuka daerah Dompu
39. Yaitu : Ali Patah Badawi
Dan Harun Zain Abu Bakar Husni
Dan Firdaus “Imran Aalu Syahabi”
“Amir Hajjaj Muhammad Ali Akbari”
40. Telepon sentral di alam bebas
Sambung-menyambung tidak terbatas
Ke kanan kiri bawah dan atas
Sampaikan berita kontan dan puas
41. Telepon hikmat dan berguna
Mendapat khabar pada waktunya
Dan tidak perlu ada kabelnya
Cukup ditempel pada temboknya
42. Penebang jasmani Sang Selaparang
Bikinannya aneh bukan kepalang
Cerminkan bangkitnya semua orang
Dari lahadnya untuk ditimbang
43. Subhanallah Yang Maha Agung
Pencipta alam yang tak terhitung
Ajib dan gharib sambung-menyambung
Akal imani tidaklah bingung
44. Negara kita berpancasila
Berketuhanan Yang Maha Esa
Ummat Islam paling setia
Tegakkan sila yang paling utama
45. Yang Maha Esa adalah satu
Mustahil berbilang mustahil berpadu
Dengan dalil Qur’an yang satu
Surat Al-Ikhlas tepatnya jitu
46. Bantuah Tuhan Yang Maha Esa
Di waktu HULTAH sangat terasa
Ratusan ribu berlipat ganda
Banjiri Pancor setiap masa
47. Syetan iblis terpukul mundur
Usaha mereka terbakar hancur
Dengan bantuan Alhayyu Syakur
Dibimbing oleh pembimbing jujur
48. Dan dengan keramat Maulana Alhasan
Pembimbing utama Nahdlatul Wathan
Sepanjang masa Maulana do’akan
Agar selamat sepanjang zaman
49. Ternyata maqbul do’a Maulana
Setiap saat dapat dirasa
Sehingga kita berasa lega
Meskipun masih belum sempurna
50. Marilah kita bersama do’akan
Pembimbing kita Maulana Alhasan
Semoga hidup jiwa kalian
Mendayung bahtera Nahdlatul Wathan
51. Ummat muhtadin selalu ziarah
Di NWDI induk madrasah
Secara dharirah dan ruhaniyah
Membawa berkat dan sinar Ka’bah
52. Berbondong-bondong berfirqah-firqah
Setiap waktu setiap sa’ah
Banjiri Pancor menuju madrasah
Seakan menuju ke kota Ka’bah
53. Pembela dunia serempak mengepung
Terus menerus tidak terhitung
Segala cara bergunung-gunung
Akhirnya mereka termenung bingung
54. Pembela akhirat tampil ke depan
Membuka jalan Nahdlatul Wathan
Ikut berjuang dalam barisan
Keridhaan Tuhan pokok tujuan
55. Nahdlatul Wathan berjalan terus
Siang dan malam tidak terputus
Meskipun dahsyat gelombang arus
Dalam lindungan Ilahi Al-Quddus
56. Banyaklah orang tersesat jalan
Mengaku diri Nahdlatul Wathan
Padahal dia di luar barisan
Tidak menurut garis pimpinan
57. Memang begini caranya syetan
Mendekte insane membuang iman
Takperdulikan ajaran Tuhan
Asal mendapat kursi dan umpan
58. Bahwa PB adalah satu
Bukannya dua bukannya telu
Atas pimpinan PB yang satu
Dewan mustasyar pemberi restu
59. Di akhir zaman banyak berbohong
Setiap detik beromong kosong
Tutur katanya kosong melompong
Karena inginnya jadi “pemborong”
60. Terkadang ingin merebut dunia
Jadi kepala jadi pemuka
Jadi kemudi jadi utama
Hingga menendang prinsip agama
61. Memang banyaklah simodel begitu
Selalu ada setiap waktu
Di saat mengejar fulus dan bangku
Karena imannya memang di situ
62. Ucapan Raksasa di zaman dahulu
“Mambun Wong Anak Manusia Bejulu”
Raksasa moderen teriak selalu
“Mambun Uang dan Kursi Perlu”
63. Auliyaullah berkata selalu
Zaman sekarang maupun dahulu
“iman taqwa hidupkan olehmu”
Kemudian baru mencari sangu
64. Karena insane dijadikan Tuhan
Mengabdikan diri sepanjang zaman
Bukan pokoknya makan dan makan
Tapi pokoknya bersihkan iman
65. Janganlah heran janganlah bingung
Jangan terkejut jangan termenung
Segala nasib sudah tergulung
Dalam “IRADAT” yang maha Agung
66. Marilah kita syukur seribu
Setiap detik setiap waktu
Karena kita tidak begitu
Semoga Allah tetap merestu
67. Kita berada di abad Final
Di abad “YAHIN” sudah terkenal
Iman taqwa jangan dijual
Jangan digadai pada (Dajjal)
68. Hidupkan iman hidupkan taqwa
Agar hiduplah semua jiwa
Cinta teguh pada agama….
Cinta kokoh pada negara
69. Sangat durhaka seorang hamba
Menjual iman melelang taqwa
Membuang diri dan ibu bapa
Mengejar bayangan kursi dunia
70. Berikan andilmu kepada Islam
Diabad bangkitnya seluruh umam
Iman taqwa jadikan imam
Menghadap Ka’bah Masjidil Haram
71. Di surat Taubat Rabbul’ Alamin
Memanggil semua kaum Mu’minin
Supaya benar jadi Muttaqin
“Harus bersatu dengan Shadiqin”
72. Maha benar Allah pada Firmannya
Pada garis-Nya kepada hamba-Nya
Harus dijunjung oleh semua
Agar selamat selama-lamanya
73. Ingatlah kita akan kembali
Menghadap Tuhan Rabbul Izzati
Nyampaikan laporan amal sendiri
Seluruh mahluk menjadi saksi
74. Para Auliya’ memanjatkan do’a
Membantu mereka yang hidup jiwa
Membela iman membela taqwa
Tidak tertawan harta dan tahta
75. “Maliki Rasyid Saggaf dan Burhan
Kutbi Ibrahim Maulana Al-Hasan
Kali Musa dan Abdullah Sulthan
Aljaziri ma’a jumlatil ikhwan”
76. Junjungan alam telah bersabda
“Sungguh celaka sibudak harta”
Ummat Islam dimana berada
Asalnya satu dan bersaudara
77. Wajib kompak membela agama
Agama Allah Yang Maha Esa
Yang paling mulia yang paling taqwa
Yang paling tegak membela agama
78. Agama bukan sekedar ibadah
Puasa sembahyang di atas sajadah
Tapi agama mencakup aqidah
Mencakup syari’ah mencakup hukumah
79. Agama itu syari’at Tuhan
Dialamatkan ke banil-insan
Untuk dijunjung sepanjang zaman
Agar terhindar godaan syetan
80. Syetan menggoda terus menerus
Siang dan malam tidak terputus
Agar insane terputus terus
Dari Tuhan Yang Maha Quddus
81. Iman Islam Ihsan bertiga
Harus dibela bersama-sama
Selama roh dikandung rangka
Karena ialah rukun agama
82. Orang sekarang gila menyebut
Rijalulghaib harus diturut
Walau penyebar Haruut wa Maruut
Wahai : inilah I’tiqad bangkrut.!!!
83. Qur’an hadits landasan kita
Bukan petunjuk bake’ belata!!!
Ataupun ceceta ramalan belaka!!!
I’tiqad suci harus dijaga!!!
84. Rijalulghaib utusan Qudus
Hanya menyurh berbuat bagus
Atau membisik secara halus
Agar insane selalu tulus
85. Rijalulgjaib tidak mengajar
Supaya orang berkurang ajar
Yang suka menyuruh kerjakan munkar
Rijalul’aib Dajjalul-mungkar
86. Rijalul’aib syetan terla’nat
Membisikkan orang agar khianat
Rijalulghaib membawa rahmat
Agar insane patuh dan taat
87. Harus bedakan ghaib dan ‘aib
Pemimpin ibadat Rijalulghaib
Pengajak ma’siat Rijalul’aib
Tepat namanya Dajjalul-aib
88. Janganlah nanda sampai keliru
Antara bumi dan langit nan biru
Kalau seorang gilanya terlalu
Haruut wa Maruut imannya selalu
89. Wahai ananda hidupkan taqwa
Matikan syaitan matikan hawa
Karena taqwa pembuka syurga
Syaitan dan hawa pintu neraka
90. Wahai anakku janganlah lilus
Cahaya imanmu nyalakan terus
Jangan padamkan lantaran fulus
Berkat hilang hubungan putus
91. Coba ingatlah riwayat Aimmah
Diberi fulus dijanji wadhifah
Mereka menolak demi aqidah
Seujung rambut tidak menyerah
92. Banyaklah orang takut ziarah
Pada gurunya dikala musibah
Takutkan piring cangkirnya pecah
Atau digeser atau dimarah
93. Atau dilihat atau dicatat
Atau diganggu turunkan pangkat
Karena atasan terlalu ketat
Selalu mengancam dengan memecat
94. Famasyaa Allah wa innaa lillaah
Seakan Fir’aun kembali bertingkah
Fir’aun modern beraksi megah
Mengancam orang berbuat ibadah
95. Malahan ada yang takut HULTAH
Tidak berani tampakkan wajah
Terkadang datang tapi gelisah
Padahal dia Ustadz-ustadzah
96. Ya Subhanallah ajib bin heran
Sekarang mereka terputus iman
Karena lupanya kepada Tuhan
Yang telah menjamin di dalam Qur’an
97. Kalau diserahkan kepada mereka
Memimpin agama atau Negara
Maka kiamat agama kita
Sebelum kiamat Nusa dan Bangsa
98. Wahai anakku yang telah mengaji
Jaga teguhlah jiwa santeri
(Siddig Amanah Iklas Berani
Berjuang terus liwati Rinjani)
99. Kalau anakda berjiwa Rinjani
Pastikan tegak sepanjang hari
Tidak berubah tidak amphibi
Walaupun dijanji ranjang dan kursi
100. Di Selaparang syukurlah ada
Orang yang tegak tampakkan dada
Membela agama dan membela Negara
Tidak tertawan rayuan harta
101. Bani isra’il sebab jatuhnya
Hasad takabbur sogokan dan riba
Tadinya mereka paling utama
Akhirnya maghdlub mal’un abada
102. Orang yang turut jejak mereka
Jadi durhaka terkadang gila
Dzahir bathinnya siksa menyiksa
Diakhirat kelak umpan neraka
103. Banyaklah orang menyerang guru
Memperalat atasan seribu satu
Aktif menyerang aktif memburu
Dzahir bathinnya penuh cemburu
104. Terkadang menjual jiwa raganya
Menjual taqwa menjual imannya
Itu terjadi karena gilanya
Ditawan syaitan dan hawa nafsunya
105. Terkadang ada juga berkata
Kami berbuat sebab terpaksa
Ekonomi kami sepi tak ada
Keroncongan perut pikiran buta
106. Terkadang ada juga mengaku
Bahwa mereka digadai disitu
Itulah sebabnya mereka itu
Menjadi budak menjadi penyapu
107. Sayang sekali hidupnya semua
Jar-Majrurnya dunia belaka
Mereka lupa ayat “RIZQUHA”
Dan lupa ayat “MAKHRAJA”
108. Adan dan Hawa dilarang Allah
Mendekati pohon yakni “ASYSYAJJARAH”
“LAA TAQRABAA” larangan Allah
Seelah dilanggar jatuh ke bawah
109. MAN TAABA TAABALLAHU ‘ALAIHI
Orang yang taubat dikasihani
Limpahan rahmat maghfirah abadi
Oleh Tuhan Rabbu Izzati
110. Aduhai nanda perbaikilah iman
Luruskan I’tiqad kepada Tuhan
Jangan nanda tersesat jalan
Ninggalkan Sunnah membuang Qur’an
111. Banyaklah orang idenya piring
Siang dan malam berputar keliling
Hanya membela kursi dan piring
Tidak membela pemberi piring
112. Pecah piring tidaklah soal
Karena piring banyak dijual
Asalkan hidup iman dan akal
Tuhan menjamin rizki yang halal
113. Dalam politik bermain curang
Ke kiri kanan aktif menendang
Sehingga tak segan membayar hutang
Dengan NW-nya pada seorang
114. Bila nanda memang berhutang
Janganlah NW yang harus dilelang
NW bukan milik seorang
Tak boleh dipakai membayar hutang
115. NW alat penegak iman
Penegak taqwa ajaran Tuhan
Bukan alat mencari makan
Mencari kursi melelang iman
116. Bukan benda diperjual-belikan
Dan bukan alat menjadi topengan
Berpura-pura membela Tuhan
Padahal membela makan dan makan
117. Manusia ikhlas ada tandanya
Tetap berjuang dengan setia
Dimana saja mereka berada
Tidak tergantung menjadi pemuka
118. “Contohnya Khalid dipecat” Umar
Di perang Yarmuk sedang berkobar
Jiwa beliau bertambah besar
Bertambah ikhlas berjuang sabar
119. Bila seorang kehilangan akhlak
Dzahir bathinya suka memberak
Ibu bapaknya dipandang budak
Bila tak dapat emas dan perak
120. Melantur kiri melantur kanan
Membuka rahasia pada luaran!?!?
Organisasi dipermainkan
Seakan mereka tidak beryuhan!
121. Memang begitulah cara sang musang
Waktu bertatap berkaji betiang
Bila di luar bergaya menentang
Semua orang diajak menendang!!!
122. Nahdlatul Wathan modal utama
Bagi NTB dan Sasak semua
Karena lahirnya dizaman Belanda
Sebagai madrasah sumber agama
123. Perlu dijaga bersama-sama…..
Selaku andil utama kita
Tegakkan iman tegakkan taqwa
“Di Negara merdeka berpancasila”
124. Janganlah nanda mau diajak!
Ikut serta merusakkan Sasak!
Jangan terkena pepatah Sasak
“Dengan sasak girang ngerasak”
125. Sasak yang tulen nasionalisnya
Selalu dituduh sukuisme-nya
Sungguh penuduhan sukuisme buta
Penuh buktinya di sini di sana
126. NTB mengharap pemerataan
Keadilan sejati dan kebenaran
Agar meratalah kemakmuran
Di tanah-air ciptaan Tuhan
127. Hidup seseorang harus diukur
Dengan imannya taqwa nan mujur
Bila seorang taat dan jujur
Hidup matinya di dalam ujur
128. Si keranjingan gila politik
Lupa dirinya kejungking balik
Iman taqwanya hilang geritik
Na’udzubillah mimma hunalik
129. “kompak utuh bersatu haluan…
Istiqomah ikhlas kepada Tuhan”
Itu amanat Maulana Alhasan…
Kepada warga Nahdlatul Wathan
130. Bagi yang tunduk pada nasihat
Memegang teguh pada amanat
Memegang teguh pada wasiat
Dzahir bathinnya penuh berkat
131. Janganlah nanda lupa daratan
Karena mendapat kursi jabatan
Kursi ananda diberikan Tuhan
Lantaran jasa Nahdlatul Wathan
132. Insan mulia yang pandai bersyukur
Dan sebaliknya mereka yang kufur
Si ingkar ni’mat sepanjang duhur
Padahal ia langganan kubur
133. Sayanglah ananda lama mengaji
Di NWDI dan NBDI
Di Pancor Bermi disana-sini
Asuhan HAMZANWASI sendiri
134. Tetapi banyak melupakan diri
Tidak lagi berjiwa santeri
Karena tertawan “sambel terasi”
Sampai lupakan “Rumah sendiri”
135. Kalau orang berjiwa basi
Hanya mengejar bayangan kursi
Tidak perduli tuntunan Ilahi
Selalu menendang Ayal Alkursi
136. Banyak sekali bilangan pecinta
Dikala senang berpesta-pora
Dikala ayahanda dalam derita
Banyak yang lari tanpa berita!?!?
137. Melanggar bai’at melangar sumpah
Melanggar ikrar melanggar perintah
Tidak perduli hubungan musnah
Tidak perduli Qur’an dan sunnah
138. Tidak perduli dan tidak perduli
Apapun terjadi di dalam diri
Asalkan puas nafsu dan hati
Membela golongan membela famili
139. Dan tidak sedikit bertambah mata
Hingga menjadi mata-mata dunia
Dari gilanya menghimpun dunia
Zhahir bathinnya buta dan buta
140. Ini namanya panatik buta
Panatik tuli seribu juta
Tidak melihat bukti yang nyata
Tidak mendengar dalil agama
141. Khianat sumpah khianat bai’ah
Sangat bahaya dunia akhirat
Banyak terbukti banyak terlihat
“imannya mati taqwanya melarat”
142. Ajibnya terkadang di Partai Islam
Berpura-pura membela Islam
Aktif keliling siang dan malam
Membela diri melupakan Islam
143. Memang banyak simodel begitu
Diputar oleh mahluk tertentu
Akhirnya buta tuli dan bisu
Ingatannya hanya perut dan bangku
144. Inilah model insane sekarang
Rupanya tepatlah ulasan orang :
“Bangkahulu bukan Semarang
Lain dahulu lain sekarang”
145. Ayahanda bersyukur seribu satu
Sejak belajar di Makkah dahulu
Sampai sekarang mendapat restu
Karena hubungan hidup selalu
146. Memang berkat tak dapat dibeli
Dengan emas intan sebesar Rinjani
Berkat itu rahasia Ilahi
Dialamatkan ke insane yang murni
147. Justeru haruslah menjaga hati
Mengikhlaskannya ke Rabbul ‘Izzati
Karena Ia raja sejati
Bagi seluruh anggota insani
148. Wahai anakku sucikan hatimu
Dalam hatimulah rahasia hatimu
Rahasia hatimu pada dirimu
Karena itu hatimu!!!
149. Teguhkan hatimu kepada Tuhan
Hidupkan taqwa hidupkan iman
Janganlah nakku takut bayangan
Dan kadal geresek di tepi jalan
150. Kosongkan dirimu dikala ibadah
Menghadap qiblat menghadap Ka’bah
Duduk bersimpuh di atas sajadah
Mohon mendapat khusnul- khotimah
151. Nabi sembahyang setelah hijrah
Bersama Yahudi kesatu arah
Akhirnya Tuhan turunkan perintah
Harus kembali menghadap Ka’bah
152. Karena kafir tak pandai bersyukur
Penuh khuyala’ hasad takabbur
Tidak hiraukan teman dan batur
Semau-maunya berpolitik catur
153. Pencipta alam telah gambarkan
Hati kafirin sepanjang zaman
Bahwa mereka tak ridha Abadan
Di dalam Firman-Nya yaitu “WALAN”
154. Banyaklah orang memasuki NW
Tujuan pokoknya kursi pegawai
Tidak berfikir hidupkan NW
Iman taqwanya berpagi-sore
155. Dan bila meleset kaki kursinya
Lebar mulutnya mencela NW-nya
PB dituduh sangat kakunya
Dewan Mustasyar dinafikannya
156. Tuduhan begini lantaran gilanya
Kepada kursi dan harta benda
Kepada dunia semata-mata
Bukan berdasar iman taqwanya
157. Kalau abituren berbuat begitu
Sungguh celaka seribu satu
Dzahir bathinnya menjadi peluru
Melampar PB melampar Guru…?!
158. Orang yang ta’at pada gurunya
Dituduh mengkultus oleh mereka
Tuduhan buta karena jahilnya
Jahil murabba’ di Hadits Nabinya
159. Na’udzubillah dari mereka
Yang hanya mengaku dirinya dirinya
Semua orang dinafikannya
Bila takdapat ditunggang olehnya
160. Janganlah nanda bermain “Carmuk”
Karena Carmuk sifat si beruk
Dunia akhirat menjadi ambruk
Iman melayang taqwapun remuk
161. Bila nanda mencari muka
Janganlah cari di manusia
Tapi carilah di Rabbul-Baraya
Dengan iman dan amal taqwa
162. Kalau nanda memang setia
Pasti selalu siap siaga
Membantu ayahanda membela agama
Di “Bulan Bintang Bersinar Lima”
163. Kalau nanda mengingat diri
Waktu belajar sehari-hari
Di NWDI dan NBDI
Pasti membela Organisasi
164. Bila nanda memang beruntung
Tidaklah gampang menjadi bingung
Diserang fitnah di gawe dan warung
Jangan mendengan suara burung
165. Janganlah nanda dibikin bubur
Oleh pemain politik catur
Diperalat untuk melawan batur
Sehingga ukhuwah hancur dan lebur
166. Banyak sekali berlidah madu
Berhati pahit bagai empedu
Berpolitik: “membelah bamboo”
Tujuannya ummat jangan bersatu
167. Sasak tak sadar rencana beruang
Mendekati bola untuk ditendang
Menjaga gawang sekedar lambing
“Habis manis sepah dibuang”
168. Politik satu ditambah satu
Ditambah satu sama dengan satu
Dilancarkan oleh golongan tertentu
Membela nafsu membela hantu
169. Wahai anakku kompak bersatu
Jangan terpikat bujukan hantu
Bersilat lidah setiap waktu
Dibalik udang batu disitu
170. Kalau nanda ditimpa batu….
Apa artinya udang beribu?!
Kalau akhirnya tertutup pintu…
Apa artinya senang duniamu?!
171. Guru agama khususnya ‘Ulama’…
Atau Aluliya’ atau Ashfiya
Pembawa kunci di alam fana’…
Pembuka pintu di alam baqa’
172. Itulah sebabnya penghulu Nabi
Menyuruh murid setia bakti
Agar ilmunya berkatnya pasti
Dunia akhirat ridha Ilahi
173. Orang yang berbakti kepada guru
Mendapat faidah hikmat yang beru
Tidak terduga lebih dahulu
Memang Allah pemberi selalu
174. Kalau tak tampak semasih hayatnya
Akan tampaklah setelah pindahnya
Banyak terbukti sepanjang masa
Sebab baiknya sambungan pipanya
175. Kalau durhaka kepada guru…
Hatinya kecil selalu terburu
Akhlaknya rusak hatinya pilu
Terkadang hidupnya haram melulu
176. Aktif mengajak melawan guru
Hawa nafsunya buru memburu
Di banyak soal selalu keliru
Terkadang matinya tidak menentu
177. ‘Ulama’ Tasawuf pernah berkata
Dengan jelasnya membuka pakta
Si gila pengaruh perusah agama
Ia selalu menjilat dunia
178. Sang doyan dunia membabi buta
Merusak dunia merusak semua
Tidak perduli ibu bapaknya
Tidak perduli pada gurunya
179. Sdahlan ihsan telah berkata
Di kitab “Sirajuthalibiina”:
“Murid durhaka pada gurunya
Tidak terhapus dosa lengahnya”
180. Ibnu Assubki telah menaqal
Di kitab “Thabaqat” yang sangat terkenal
Fatwa tersebut memang dinaqal
Dari jawaban imam ‘Busahal’
181. Murid yang putus dari gurunya
Berarti rusak pipa ilmunya
Hilang terbakar sari ilmunya
Dibakar syaitan dan hawanafsunya
182. Kalau guru membuang muridnya
Tidak terputus pertaliannya
Dan sebaliknya putus jalinannya
Ini menurut fatwa “Fuqaha”
183. Guru agama pilih yang mursyid nyata
Yang tetap utuh sambungan pipanya
Jangan yang putus sambungan gurunya
Agar tak nyesal kemudian harinya
184. Guru agama imam ke syurga
Perlu dipilih wajib dijaga
Silsilah yang putus tidak berguna
Dunia akhirat dlalalan-mubina
185. Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin
Sampai mendapat gelar muflihin
Gelar dunia perlu dijalin
Dengan ajaran Rabbul ‘Alamin
186. Dunia belaka tak ada artinya
Bila akhirat dibelakanginya
Semua mahluk kembali kesana
Baik dan buruk ternyata padanya
187. Jaga baiklah gelar ananda
Agar ananda jangan ternoda
Pergunakan teguh selama-lamanya
Untuk agama untuk negara
188. Syekh Azzami telah berkata :
“Banyak sekali kulihat nyata
Bahwa agama banyak ternoda
Oleh orang yang bergelar dunia”
189. Sangat benar fatwa Syekh Azzam
Dapat terbukti siang dan malam
Tidak sedikit iman tenggelam
Di lautan hawa nafsu jahanam
190. Kalau iman seorang tidak di dalam
Politik juangnya hanya menghantam
Asalkan dunia dan tulus digenggam
Tidak perduli taqwanya tenggelam
191. Penuh dunia buktinya nyata
Disaksikan oleh seluruh mata
Bahwa mereka bertuhankan hawanya
Tidak bertuhan kepada Tuhannya!?
192. Wahai anakku yang kucintai
Serah dirimu kepada ilahi
Jangan anakku menggantungkan diri
Kepada mahluk pemain janji
193. Orang munafik tidak perduli
Melanggar janji seribu kali
Karena lidahnya bertali
Lari kekanan lari kekiri
194. Ingatlah nandan da’wahnya Anbiya’
Da’wah ‘Ulama da’wah Auliya’
Menentang ajaran para asqiya’
Agar ummat menjadi atqiya’
195. Wajib dicontoh jejak mereka
Berjuang LILLAHI semata-mata
Membeli iman membela taqwa
Menentang iblis makelar neraka
196. Bahwa iblis dua macamnya
Yakni syaitan dan manusia
Yang paling bahaya iblis kedua
Karena lidahnya sangat berbisa
197. Dekatkan dirimu kepada Tuhan
Jauhkan dari pembela syaitan
Amar-ma’ruf wajib tegakkan
Nahi-munkar tetap aktifkan
198. Abu Assuhud da’wahnya kontan
Mengetuk hati dengan spontan
Tidak meleset dari dugaan
Membantu roda Nahdlatul Wathan
199. Berkelana terus ke daerah-daerah
Bersama khadami menjunjung perintah
Dengan dua ribu dan dua wajah
Membela iman membela syari’ah
200. Haruslah Nadliyun syukur seribu
Ke Abu Assuhud pahlawan jitu
Iman taqwa di Ka’bah bersatu
Semoga Allah tetap merestu
201. ‘Imran siap dengan kilat anginnya
Secepat kilat kemana perginya
Menjunjung perintah sepenuh ta’atnya
Fattah Badawi merestuinya
202. Berkelana ikhlas malam dan hari
Serta imannya mengabdikan diri
Ratusan ribu kilo dalam sehari
Di masjid jami’ tempat kompromi
203. Duplikat Ngampel dan Kalijaga
Berlaku lebih tiga bulan nyata
Memancar sinar di Nusantara
Menghidupkan iman bersinar Taqwa
204. Dua puluh enam dibagi dua
Pastinya tiga belas merata
Pertujuh menit seribu dan asa
Rahasianya “Indahu ta’ala”
205. Memang Tuhan Yang Maha Kuasa
Mengatur alam-Nya sepanjang masa
Tak ada mustahil untuk selama
Bila Tuhan menghendakinya
206. Sangat sempena tempat bertemu
Di hira’ tempat turunnya Wahyu
Ia menjelma di tempat itu
Maulana Almalik mendapat restu
207. Di salah satu warta berita…
Tak pernah diberi kepada siapa?!?!
Laakin oleh karena cintanya
Kepada penerus dilimpahkannya
208. Sungguh besarlah jasa seorang
Yang dzahir bathinnya untuk berjuang
Memimpin ummat ke jalan yang terang
Adil makmur kebenaran gemilang
209. Sayid Saggaf memasang kaca…!?!?
Tembok keramat luar biasa
Siapa memabah kembali padanya
Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa
210. Pecut akhirat keliling dunia…!?
Di dalam tempo sekejap mata
Orang mu’minin menadahkan do’a
Membantu iman membantu taqwa
211. Assagaf memang banyak berjasa…
Pada annahdliyin dimana-mana
Bantuan moril dapat dirasa
Bantuan materil dipandang mata
212. Lenga hitam di padang sahara
Sanggu pejuang dipurbakala
Sayid Maliki melimpahkannya
Ummu Qudsiah merestuinya
213. Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan
Disambut luas desa dan dasan
Semua asyik mendo’akan ikhwan
Menadahkan tangan kepada Tuhan
214. Sering sekali Hizib nan jaya
Menjadi mahar putrid setia
Diserahkan oleh pemuda kita
Mengharap berkahnya sepanjang masa
215. Wirid Annur berkumandang terus
Untuk mereka yang masih tulus
Memuja-muji Ilahi Quddus
Semoga Tuhan hidupkan nufus
216. Wirid Fasha dan Do’a Pusaka
Wirid Khusus dan Sumber rezqinya
Diijazahkan pada waktunya
Semoga Allah memberkahinya
217. Banyak sekali mubasysyirat nyata
Disampaikan oleh Pewirid kita
Sungguh ikhlas tak ada bandingnya
Membawa ummat ke jalan yang nyata
218. Ayahanda tabligh di malam sunyi
Hadapi lautan makhlun insane
Agar tersebar ajaran Ilahi
Di Nusantara dan luar negeri
219. Tabligh dibuka sepanjang malam
Dengan luasnya luar dan dalam
Agar ummat jangan tenggelam
Berkat rahmat Pencipta alam
220. Memang da’wah iman yang murni
Di waktu nafahaat Rabbul Izzati
Membawa ummat ikhlas sejati
Aktif mengetuk Babul Jannati
221. Ayuhai iman ayuhai taqwa
Ayuhai Islam ayuhai agama
Ayuhai ihsan ayuhai saudara
MA’ASHODIQIN ABADAN ABADA
222. Allahu Akbar Yang Maha Kuasa
Limpahkan ni’mat setiap masa
Sehingga hambaNya tidak merasa
Akan ni’mat yang luar biasa
223. Justeru itu marilah kita
Tetap bersyukur tetap berdo’a
Agar tetaplah terpelihara…
Segala ni’mat selama-lamanya
224. Janganlah lalai janganlah lupa
Sekalipun nanda menjadi “Bapa”
Sumber ni’mat perlu dijaga
Selama hidup dialam pana
225. Tak pandai bersyukur kepada Tuhan
Orang yang tidak mensyukuri insane
Karena Tuhan menjadikan wathan
Dan menjadikan Nahdlathul Wathan
226. Anakku kalian kuamanatkan:
“Membela teguh Nahdlathul Wathan
Kompak utuh sepanjang zaman
Iman taqwa diperjuangkan”
227. Sekian wasiat renungan masa
Pengalamanku sekian lama
Khususnya setelah bersaniwara
Berpestapora di Nusantara
228. Di Akhir abad ke-Empat belas
Sampai masuknya kelima belas
Ayahanda berdiam renungkan nafas
Akhirnya mendapat ilham nan jelas
229. Illahi Rabbi Yang Maha Kuas
Limpahkan taufik hidayat dan ridha
Kepada hambaMu ma’an Nahdliyat
Dunia akhirat mendapat syafa’at
230. Tuangkan langsung hujan berkat
Dari Aluliya’ Ahlunnafahaat
Kepada Nahdliyin serta Nahdliyat
Dunia akhirat mendapat syafa’at
231. Tegakkan Sasak setegak Rinjani
Membela iman membela diri…
Tegak utuh ikhlas berani…
Tidak tertawan ajaran iblisi…
232. Aamin Illahi ya Rabbal Alamin
Aamin ya Karim Akramal-akramin
Aamin ya Rahman Arhamar-rahimin
Aamin fastajib bi Thahal-Amin
233. Falhamdulillah Rabbil ‘Alamin
Wasysyukurulahu minnan Nahdliyin
Shalat salam li Sayyidil Mursalin
Wa alaihi wa shahbihi ajma’in.
Wassalam,
Ayahanda, Almuhibb
( TGK.H.M.Zainuddin Abdul Majid )
WASIAT RENUNGAN MASA PENGALAMAN BARU
Wasiat renungan masa pengalaman baru ini disusun :
1. Setelah melihat situasi dunia Islam dewasa ini terus-menerus dikepung/dirong-rong oleh lawan dan antek-antek mereka. Sayang ummat Islam sendiri kebanyakan lengah bahkan tidur nyenyak atau tidak mengetahui dirinya sendiri; siapakah dia dan dimanakah dia, dan apakah tugasnya sebagai Ibadullahil-Mu’minin (lupa diri sendiri dan lupa tugasnya saendiri) falaahaulawalaaquwwatailla billahi-‘aliyil-‘adhiimil ‘azizil – hakim.
2. Menjaga kemungkinan akan salah I’tiqad/salah jalan bagi umat Islam sendiri dalam menegakkan kesucian/kemurnian iman dan taqwa (Syari’at Allah Rabbul ‘alamin) terutama bagi generasi penerus.
3. Sekedar memberi restu dan perangsang nurani Rabbani-qadral mustatha’- Di Abad Final Ini “Abad Kebangkitan Ummat Islam Sedunia”.
Wamaa’alaina illalbalaagh-semoga ada artinya-terutama untuk diri Ayahanda sendiri- Allahumma Aamin.
Wallahul muwaffiqu walhaadi ilaa sabilirrasyaad.
Wassalam
Khaadimukumul muhibb,
Waman ahabbaka nashakaha:
T.G.K.H. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJID
Muassisiun Nahdlatain wa Nahdlatul Wathan
Lathafal Lathiiful Khabiiru hihi wabil muhibbin wa’afa’anhum
Aamin-Aamin
PANCOR BERMI,
BIMUSHALLA AL-ABRAAR
Rabu, 9 Dzulhijjah 1401 H
7 Oktober 1981 M
Ketahuilah bahwa wasiat renungan masa yang lama, yang diterbitkan pada 15 Jumadil awwal 1390 H/17 Agustus 1970 M, beberapa abjad telah dicabut (mansukh, tidak dipakai lagi) mulai dari awal tahun 1979 M.
Setelah tercabut abjad tersebut maka inilah wasiat yang sah dan lulus agar yang tercinta anakanda Abituren khususnya/warga/pencinta NW umumnya mendapat maklumat adanya.
Wallohulmuwaffiqu wal hadi ila sabilirrosyad.
Rabu, 9 Dzulhijjah 1401 H
7 Oktober 1981 M
Wassalam,
Ayahanda, Almuhibb
( TGK.H.M.Zainuddin Abdul Majid )
Assalamu’alaikum wr.wb.
RENUNGAN – MASA
WASIAT (AMANAT) AYAH KEPADA
ANAK YANG DICINTAINYA
Wasiat renungan masa ini diucapkan pada Hari Ulang Tahun Nahdlatul Wathan yang ke 17 di hadapan para MAHASISWA (Tullab Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Al-Majidiyyah Asysyafii’iyah Nahdlatuhl Wathan), Guru-guru dan seluruh pelajar NWDi dan NBDI dan lain-lain di Pancor pada tanggal 1 Maret 1970 M / 24 Dzulhijjah 1389 H.
Wasiat ini renungan masa perlu dibaca dengan seksama. Semoga Allah yang Maha Esa Memberi Taufiq sepanjang masa.
1. Aduh sayang !
Memang banyak macam ujian
Yang diderita Nahdlatul Wathan
Luar dan dalam penuh godaan
Selalu lulus dalam ujian
2. Aduh sayang !
Setiap ujian banyak yang lulus
Dan ada juga yang nyata lulus
Memang begitu Hikmatul Quddus
Untuk mencapai hasil yang bagus
3. Aduh sayang !
Yang nyata lulus aku syukurkan
Yang masih lilus aku do’akan
Semoga Allah menghidayahkan
Kembali ikhlas ke Nahdlatul Wathan
4. Aduh sayang !
NW kembali menjadi Karya
Cita-citanya setinggi Mustawa
Semoga tercapai Jannatul Ma’wa
Bi’aunillahi Robbil Baroya
5. Aduh sayang !
Wahai anakku kalian Abituren
Marilah bersatu sebagai kemarin
Kembali bersatu di satu “Aren”
Sungguh NW lah Bapakmu yang tulen
6. Aduh sayang !
Kalau anakku masih ingatkan
“Kami Benihan Nahdlatul Wathan”
Pasti ta’ suka tinggalkan barisan
Pasti meihak Nahdlatul Wathan
7. Aduh sayang !
Pintu NW terbuka lama
Bagi anakku yang ingin bersama
Mari bersama selama-lama
Jangan kembali ke Orde Lama
8. Aduh sayang !
Seperlima abad anakku berpisah
Selama itu timbullah Fitnah
Disana sini anakku berbantah
Sesame saudara di dalam Nahdloh
9. Aduh sayang !
Wahai anakku mari kembali…!
Kepada NW karya sendiri
Ta’usah lari kesana kemari
Agar bersama sepanjang hari
10. Aduh sayang
Aku melihat banyaknya fitnah
Karena anakda berpisah-pisah
Tidak seturut pada ayahanda
Masya’ Alloh wa Innalillah
11. Aduh sayang !
Dulu banyak yang kami Bai’at
Waktu Ijazah dan menerima Thoriqot
Sanggup membela selama hayat
Sehidup semati sampai akhirat
12. Aduh sayang !
Tapi sekarang jarang kulihat
Menepati janji, menepati Bai’at
Apakah masih ada yang ingat…!
Ataukah sudah terbuang di “Erat”
13. Aduh sayang !
Bahwa Saifulhaq do’a Pemuda
Diijazahkan dengan Bai’atnya
Sanggup membela penuh setia
Tapi sekarang apa khabarnya ?
14. Aduh sayang !
Konon ada menjual gurunya
Menjual ibu serta bapaknya
Menjual NW dan Madrasahnya
Na’uzubillah apa jadinya…
15. Aduh sayang !
Organisasi ada Imamnya
Pengurus besar PB Namanya
Wajib dito’ati instruksinya
Selama berjalan menyelamatkannya
16. Aduh sayang !
Ta’ada artinya organisasi
Kalau instruksi ta’dito’ati
Itu namanya bernafsi-nafsi
Ber napsu-napsu membakar diri
17. Aduh sayang !
Kalau imam mulai takbirnya
Harus ma’mum mulai pula
Bila imam salamnya nyata
Haruslah ma’mum salam merata
18. Aduh sayang !
Kalau anakku masih mengaku
Bahwa NW Organisasimu
Pastilah nakku tho’at seribu
Menurut “Imam” kompak selalu
19. Aduh sayang ! !
Banyaklah orang tidak mengerti
Pada tugasnya berorganisasi
Dipermainkan orang sehari-hari
Akhirnya ia menjadi Amphibi
20. Aduh sayang ! !
Ada pula yang sangat panatik
Hanya selalu ingin ngeritik
Bembela pahamnya yang sangat picik
Akhirnya banyak Kejungking balik
21. Aduh sayang ! !
Ada pula yang sangat ganjil
Selalu memakai politik kancil
Lidahnya manis buktinya nihil
Hantam Kromo pokoknya hasil
22. Aduh sayang !
Jangan anakku menutup mata
Tidak perduli bukti yang nyata
Jangan anakku berlagak buta
Sengaja melupa hubungan kita
23. Aduh sayang !
Disa’at kami dikepung orang
Ada juga ‘nakku menghilang
Sungguh dunia heran dan cengang
Melihat ‘nakku menggunting benang
24. Aduh sayang !
Sudah masanya nakndaku berbakti
Membela NW sepenuh hati
Melihara NW sepenuh bukti
Menanam jiwa disiplin sejati
25. Aduh sayang !
Mari bersatu di satu barisan
Janganlah suka berkeliaran
Tetap bersatu bersama ikhwan
Menurut pimpinan Nahdlatul Wathan
26. Aduh sayang !
Tetapkan dirimu bersama ikhwan
Bersama pembela Nahdlatul Wathan
Jangan selalu mendengar ocehan
“Suara Orang Dipinggir Jalan”
27. Aduh sayang !
Dasar selamat Bersatu Kalimah
Bersatu Derap bersatu Langkah
Dasar bahaya berpecah belah
Terkadang membawa Su’ulkhotimah
28. Aduh sayang !
Kalau anakku kompak selama
Disatu barisan bersama-sama
Pastilah NW jayanya lama
Karena syaitan ta’dapat Ngerama
29. Aduh sayang !
Kalau anaknda berlainan tempat
Pasti dan pasti ikut mengumpat
Kepada ayahanda dan NW sehat
Ini bahaya Dunia akhirat
30. Aduh sayang !
Kalau anaknda dilain wadah
Tidaklah segan membuat fitnah
Memfitnah ayahanda dan NW na megah
Pengalaman hidupku membuktikan sudah
31. Aduh sayang !
Kalau anaknda berlain-lain
Pastilah NW diteropong lain
Tidak lagi memandangnya Aqrobin
Hanya sing Fidlolalin Mubin
32. Aduh sayang !
Kalau anaknda ingat Ilahi
Masak kan ‘anaknda menggantung diri
Kalau anaknda berhati murni
Masak kan lupa ayahanda sendiri
33. Aduh sayang !
Jauhkan dirimu dari sang cupak
Karena cupak sangat merusak
Asal dijanji kursi dan perak
Tidak perduli Guru dan Sanak
34. Aduh sayang !
Banyaklah orang berlagak pejuang
Mendekati NW ikut berjuang
Akhirnya Menikam dari belakang
Karena NW ta’dapat di tunggang
35. Aduh sayang !
Ibnu Saba’ mengadu domba
Antara pemuka dengan pemuda
Antara anggota dengan anggota
Antara kita sesama kita
36. Aduh sayang !
Pak Hasidin mencari nama
Bersilat dengan agama
Ingin disebut orang utama
Harapan diikut selama-lama
37. Aduh sayang !
Banyak sekali simodel begitu
Sering terdapat disana situ
Itulah dia pengalaman nan lucu
Yang kudapati selama hidupku
38. Aduh sayang !
Kalau anakanda memang setia
Tentulah seturut dan bersedia
Menegakkan NW ciptaan Ayahanda
Bersama menolah iblis yang nyata
39. Aduh sayang !
Nahdlatul Wathan ciptaan ayahanda
Ku amanatkan kepada anakanda
Dipelihara dan terus dibina
Dan dikembangkan di Nusantara
40. Aduh sayang !
Azaz NW jangan diubah
Sepanjang masa sepanjang sanah
Sunnah Jama’ah dalam ‘aqidah
Mazhab Syafi’I dalam Syari’ah
41. Aduh sayang !
Ide Khawarij jangan dianut
Karena menyimpang dari yang patut
Selalu terjadi fitnah yang rebut
Dari mereka yang banyak kimut
42. Aduh sayang !
Buka madrasah desa dan dasan
Agar tersebar ajaran Tuhan
Ikatan Pelajar, PG aktifkan
HIMMAH, PEMUDA terus tonjolkan
43. Aduh sayang !
NW membuka lembaran sejarah
Mengangkat derajat putra Daerah
Terbukti dalam diri Anakanda
Menjadi Ustadz dan Guru Sekolah
44. Aduh sayang !
Dan banyak pula petugas Negara
Menjadi penghulu menjadi Kepala
Urusan agama pendidikannya
Penerangan agama peradilannya
45. Aduh sayang !
Sejarah yang putih jangan hitamkan
Jangan anakku dikambing hitamkan
Sejarah yang bersih jangan kotorkan
Jangan anakku dibodoh-bodohkan
46. Aduh sayang !
Nahdlatul Wathan pusakamu sendiri
Dilahirkan Tuhan di Lombok ini
Ciptaan Sasak Selaparang Asli
Wajib dibela sampai akhirati
47. Aduh sayang !
Pelita NTB bertambah terangnya
Karena NW lahir padanya
Berpartisipasi dengan megahnya
Membela Agama Nusa dan Bangsa
48. Aduh sayang !
Jangan rusakkan sejarah dirimu
Dengan alasan si burung hatu
Jangan rusakkan sejarah desamu
Dengan alasan yang nambah dosamu
49. Aduh sayang !
Sekarang anakanda sudah mulia
Jangan lupa pada NW nya
Agar orang jangan berkata
“Lupa Kacang Akan Kulitnya”
50. Aduh sayang !
Disaat anakanda mendapat bintang
Pertahankan sinar sang selaparang
Agar terhindar sebutan orang
“Habis Manis Sepah Dibuang”
51. Aduh sayang !
Nahdlatul Wathan sdah dewasa
Lima delapan tahun umurnya
Menjalankan tugas yang maha mulia
Membukakan ummat jalan ke surga
52. Aduh sayang !
Siarkan Hizib sampai merata
Agar banyaklah pendo’a kita
Mendo’a Negara, Nusa dan Bangsa
Mendo’a Islam se Nusantara
53. Aduh sayang !
Janganlah cela hizib nan jaya
Karena ia wirid aulia
Takut kualat akhirnya bahaya
Karena banyak buktinya nyata
54. Aduh sayang !
Ada orang melarang berhizib
Berjanji pasti mengarang hizib
Akhirnya mati ta’ngarang hizib
Hanya mengarang ribuan kizib
55. Aduh sayang !
Ada pula selalu mencela
Orang berhizib dihina-hina
Akhirnya mati secara gila
Na’uzubillahi Min Zalika
56. Aduh sayang !
Sholawat Nahdlotain di cela-celanya
Padahal mendo’a keselamatannya
Dari Gilanya dari hasadnya
Megfiroh Tuhan diinjak-injaknya
57. Aduh sayang !
“Kun Payakun” kontak nan halus
Menjadi penawar segala nufus
Untuk mencapai Hikmatul Quddus
Perlu dibaca terus-menerus
58. Aduh sayang !
Sholawat tehebat “Sholatunnahdloh”
Penuh faedah penuh hikmah
Penuh dibaca oleh anakanda
Walau sehari marroh wahidah
59. Aduh sayang !
“Sholawat Taisir” amatlah perlu
Dibaca oleh penuntut ilmu
Oleh pedagang yang ingin maju
Oleh pemimpin oleh penghulu
60. Aduh sayang !
Semakin musuh ada harapan
Menjadi baik menjadi ikhwan
Kecuali musuh yang anti kemulan
Sampai kiamat menjadi syaitan
61. Aduh sayang !
Tetap amalkan “Robbanampa’na”
Karena ia sangat berguna
Do’a pusaka mengandung sempena
Harus dibaca dengan sempurna
62. Aduh sayang !
Jika khawatir akan terjadi
Malapetaka didalam diri
Perlu dibaca berkali-kali
“A’da ‘Una-lan” Wirid Ghozali
63. Aduh sayang !
Thoriqot Hizib thoriqot terakhir
Dengan bisyaroh “Albasyirunnazir”
Kepada “Bermi” alfaqirulhaqir
Dan ditauqidkan oleh Al Khidir
64. Aduh sayang !
Banyak sekali Basyarah nan nyata
Untuk jama’ah tariqot kita
Dari anbiya’ dan dari Aulia
Menjadi bukti menjadi fakta
65. Aduh sayang !
Orang beriman bersuka ria
Mendengar Bisyarah tambah percaya
Orang yang ingkar bertambah gila
Berpanjang lidah tambah mencela
66. Aduh sayang !
Lebih-lebih si memang hasad
Bernyala-nyala api di jasad
Tak berhenti menjalankan fasad
Sehingga masuk keliang lahad
67. Aduh sayang !
Zaman dahulu para anbiya’
Para Auliya’ para atgqiya’
Selalu dihasad oleh si supaha’
Akhirnya mereka tersiksa bala’
68. Aduh sayang !
Ada Bisyarah berkata begini
Biarkan mereka mencaci maki
Karena berarti mereka memuji
Dan mendo’akan NW mu ini
69. Aduh sayang !
Justeru itu kami berkata
Terima kasih berlipat ganda
Kepada “Hasidin” yang aktif serta
Menyiarkan NW sampai merata
70. Aduh sayang !
Mereka aktif mengoceh NW
Diwaktu pesta diwaktu begawe
Dimuka umum dimuka pegawe
Itulah “Jasa” Lo’ “Kede Gawe”
71. Aduh sayang !
Sekali lagi Alhamdulillah
Atas bantuan dan jerih payah
Para Hasidin si juru da’wah
Nyiarkan NW sonder diupah
72. Aduh sayang !
Wahai anakku jama’ah Tariqat
Janganlah lupa pada syari’at
Ingatlah selalu kandungan bai’at
Mudahan selamat dunia akhirat
73. Aduh sayang !
Dengan adanya peraturan murni
NW mencatat rahasia insane
Hitam dan putih terbongkar sendiri
Cinta kasih tak dapat dibeli
74. Aduh sayang !
Fulan diduga cinta sejati
Tapi ternyata hatinya mati
Terkadang fulan disebut anti
Makin terbukti setia murni
75. Aduh sayang !
Thoriqat Hizib harus berjalan
Bersama thoriqot yang murni haluan
Membenteng syari’at membenteng iman
Menendang ajaran Thoriqat Syaithon
76. Aduh sayang !
Thoriqat yang baik diperkosa orang
Dipergunakan semata mencari uang
Dipermain-mainkan wirid yang memang
Sehingga kabur thoriqat yang terang
77. Aduh sayang !
Karena si guru banyak tak beres
‘ibarat sopir tak punya rebiwys
Sehingga murid banyak yang ngeres
Menjadi Zindiq menjadi sesat
78. Aduh sayang !
Sang jahil Murobba’ menjadi badal
Menarik ummat ke jalan yang Dholal
Disana sini dholal fie dholal
Lebih bahaya dari sang Dajjal
79. Aduh sayang !
Banyak sekali membisikkan hakikat
Padahal mereka buta syari’at
Sehingga awam banyak terpikat
Menjadi Zindiq menjadi sesat
80. Aduh sayang !
Orang yang bodoh menjadi korban
Dipermain-mainkan tidak karuan
Memang benarlah ajaran Tuhan
Yang paling banyak “Alimullisan”
81. Aduh sayang !
Ada orang mengaku diri
Menambil patokan “Musa Samiri”
Waktu berzikir menari-nari
Bersorak-sorak bagai himari
82. Aduh sayang !
Ada pula berkata begini
Thariqatku ini adalah isi
Syari’at itu tak perlu lagi
Karena isilah yang memang dicari
83. Aduh sayang !
Dibeberapa masjid ada pengajar
Mendidik ummat berkurang ajar
Obrolan cabul penuh kelakar
Itulah dia susut terbesar
84. Aduh sayang !
Na’udzubillah dari segala
Ocehan iblis dan antek-anteknya
Membuka luas pintu neraka
Menutup rapat jalan kesyurga
85. Aduh sayang !
Sungguh sukarlah encari guru
Yang berhak mengajar thariqat yang jitu
Kebanyakan orang tak punya malu
Ingin disebut “Wali dab Ratu”
86. Aduh sayang !
Wajiblah anakanda berbanyak bersyukur
Atas NW mu nan jamu teratur
Menyebarkan ilmu dan amal mabrur
Secara terang secara jujur
87. Aduh sayang !
Zaman sekarang zaman mungkarot
Memerlukan banyak baca sholawat
Membaca Qur’an Zikir dan Taubat
Mengingat Tuhan setiap saat
88. Aduh sayang !
Gunung fitnah bertubi-tubi
Disana sini menjadi-jadi
Fitnah Qubro pasti terjadi
Mungkin dahsyatnya di “Hawwuz” nanti
89. Aduh sayang !
Bila saatnya Pamasya’ Allaoh
Wa Inna Lilla wa Inna Lillaah
Perbanyakkan takbir dan Hasbunalloh
Dan terus-menerus membaca Hauqolah
90. Aduh sayang !
Kita serahkan Nahdlatul Wathan
Lahir dan bathin kepada Tuhan
Semoga tetap dalam lindungan
Alhayyul Qayyum sepanjang zaman
91. Aduh sayang !
Kaum wanita tetap wanita
Sekalipun S.H. dan Doktoranda
Wajib berjuang dengan pelita
Membela Agama Nusa dan Bangsa
92. Aduh sayang !
Banyak wanita menaku bebas
Semau-mau meninggalkan tugas
Bercampur baur secara buas
Akhirnya Imannya Melayang Lepas
93. Aduh sayang !
Banyak terdapat dewasa ini
Bahwa wanita berlagak laki
Dan sang laki seolah isteri
Terbalik langit menjadi bumi
94. Aduh sayang !
Kalau berjodoh hendaklah pilih
Yang tinggi moral, turunan bersih
Jangan semata memandang Gajih
Memandang titel dan muka jernih
95. Aduh sayang !
Karena banyak buktinya nyata
Kebanyakan hanya memandang harta
Memandang rupa memandang kasta
Akhirnya hina, imannya buta
96. Aduh sayang !
Kami meihat di Sasak ini
Banyak terdapat disana sini
Hanya panatik silsilah sendiri
Sehingga lupa syari’at Ilahi
97. Aduh sayang !
Wahai anakku rajin berguru
Pilih yang musryid menjadi guru
Lagipun Mukhlis, ta’at selalu
Serta amanah, berakhlak Guru
98. Aduh sayang !
Jangan sekali anakku mengaji
Pada orang yang akhlaknya keji
Karena ilmunya ilmu iblisi
Dunia akhirat bahayanya pasti
99. Aduh sayang !
Kalau anakku ingin mendapat
Ilmu berguna ilmu yang berkat
Ibu bapakmu dan gurumu ingat
Wajib dihormati wajib di tho’ati
100. Aduh sayang !
NWDI mu dan NDBI
Ibu bapakmu, Gurumu pasti
Wajib dibela sepenuh hati
Karena pembuka babal jannati
101. Aduh sayang !
NWDI dan NBDI mu
Jalan menuju ke langit ilmu
Terus ke bulan sampai bertemu
Sinar yang lima nyinari penjuru
102. Aduh sayang !
Bagi anakku yang murni benar
Jiwa raganya bersinar seminar
Hidup matinya di bawah sinar
Tidak menjadi “Buronan Luar”
103. Aduh sayang !
Belajar olehmu segala macam
Ilmu yang mufid ningkatkan iman
Yangan belajar ilmu Jahannam
Perusak iman, perusak Islam
104. Aduh sayang !
Kalau umum yang memang dicari
Cukup syaratnya gurunya mengerti
Pandai mendidik, berhati-hati
Sekalipun bukan muslim sejati
105. Aduh sayang !
Banyaklah orang berlagak ulama’
Padahal mereka masih supaha’
Kesana kemari penuh khuyala’
Merusak agama, merusak juhala’
106. Aduh sayang !
Banyak sekali fatwa yang palsu
Disiarkan dengan berhawa nafsu
Akhirnya ummat banyak tertipu
Syukurlah NW aktif menyapu
107. Aduh sayang !
Ujub Takabbur Ria’ dan Hasad
Perusak amal, perusak jasad
Kalau seorang berjiwa hasad
Zohir batinnya semua pasad
108. Aduh sayang !
Tetap bersama kaum mukhlisin
Tetap bersama kaum sholihin
Teguhkan hubungan dengan Muhibbin
Putuskan hubungan dengan mupsidin
109. Aduh sayang !
Hidupkan jiwa ikhlas sejati
Tetap memohon taufik Ilahi
Siang dan malam menyerah diri
Kehadirat Allah Robbul Izzati
110. Aduh sayang !
Ayahanda ini usia lanjut
Perlusampaikan wasiat tersebut
Semoga anakku ‘Bituren menyambut
Semoga keluarga setia menurut
111. Aduh sayangs !
Pengalaman hidupku banyak kujumpa
Pahit dan Manis sudah kurasa
Kalau anakku tidak bersama
Berbagai bahaya tergambar nyata
112. Aduh sayangs !
Itulah sudah wasiatku nyata
Aku lahirkan karena cinta
Kepada anakanda semua merata
Semoga Allah dipihak kita
PANCOR BERMI,
BIMUSHALLA AL-ABRAAR
Pancor, 24 Dzulhijjah 1389 H
1 Maret 1970 M
Wassalam,
Ayahanda Al Muhibb
Ttd
( T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid )
TAMBAHAN PENTING WASIAT
“RENUNGAN MASA”
1. Aduh sayang !
Wahai anakku Rauhun Rehanun
Tetapkan diri selangkah seayun
Membela NW turun temurun
Bertangga naik berjenjang turun
2. Aduh sayang !
Wahai anakku tuntutlah ilmu
Setiap hari setiap waktu
Janganlah mundur karena dianu
Karena “Tambah air tambah sagu”
3. Aduh sayang !
Tuntutlah ilmu sepuas-puas
Dari yang rendah sampai fakultas
Jangan sekali lengah dan malas
“Menjemur sementara hari panas”
4. Aduh sayang !
Tuntutlah olehmu halal dan bathal
Pada Ulama’ yang memang terkenal
Janganlah angkuh bermain akal
“Ada teluk timbunan kapal”
5. Aduh sayang !
Tetapkan dirimu berbuat baik
Jangan sekali berbuat jelek
Agar semua wargamu baik
“Anak baik menantu molek”
6. Aduh sayang !
Bila anakku kakak beradik
Turun temurun berjiwa baik
Amalkan wasiat setiap detik
“Bulan naik matahari naik”
7. Aduh sayang !
Bila anakku tetap berbakti
Menjunjung wasiat setiap hari
Membela NW sepenuh hati
“Bagai ayam bertelur di padi”
8. Aduh sayang !
Anak cucuku yang kucintai
Bila setia pada Ilahi
Dan wasiatku di junjung tinggi
“Seperti santan dengan tengguli”
9. Aduh sayang !
NW mu ini pelita nan megah
Terus nyalakan setiap saah
Jangan padamkan lantaran fitnah
“Ada sihir hendak makan sepah”
10. Aduh sayang !
Disaat nakku di medan juang
Qur’an dan hadist tetaplah pegang
Ijma’ Qiyas jangan dibuang
“Seperti sirih pulang ke gagang”
11. Aduh sayang !
Wasapadalah nakku malam dan siang
Tetapkan berdo’a setelah sembahyang
Agar terhindar aral melintang
“Besar kapal besar gelombang”
12. Aduh sayang !
Dalam berjuang hendaklah jujur
Janganlah malang supaya mujur
Agar selamat sepanjang umur
“Seperti belut pulang ke lumpur”
13. Aduh sayang !
Bila berjuang harus waspada
Janganlah lengah sekejap mata
Teguhkan hati rapikan penca
“Silap mata pecah kepala”
14. Aduh sayang !
Arif bijaksana jadikan guru
Tutur sapanya baik selalu
Gerak geriknya patut ditiru
“Tukang tidak membuang kaju”
15. Aduh sayang !
Wahai anakku jangan termenung
Jangan sekali angkuh membusung
Tho’at setia agar beruntung
“Bumi dipijak langit dijunjung”
16. Aduh sayang !
Janganlah nakku mengaku bijak
Semau-mau melakukan tindak
Tidak perduli ibu dan bapak
“Didengar ada dipakai tidak”
17. Aduh sayang !
Kalau belajar jangan sambilan
Bermain api tidak karuan
Akhirnya celaka membakar ribuan
“Ibarat-barat bulan sembila”
18. Aduh sayang !
Kalau ingin dapat paedah
Tuluskan hati luruskan lidah
Pandai bergaul secara hikmah
“Empa’ bau tunjung tilah”
19. Aduh sayang !
Kerjakan suatu dengan ukuran
Dengan teliti dan kesadaran
Agar stabillah keadaan
“Bayang-bayang sepanjang badan”
20. Aduh sayang !
Bila nakku memegang pimpinan
Segala akibat perlu fikirkan
Agar tak nyesal dan kesiangan
“Sube belus mencincingan”
21. Aduh sayang !
Pemimpin ummat perlu tenangnya
Perlu waspada dan berkorban
“Banyak udang banyak garamnya
Banyak orang banyak ragamnya”
22. Aduh sayang !
Jangan pesimis waktu berjuang
Kenangkan sejarah gilang gemilang
Datuk moyangmu bulannya terang
“Mengambil tuah pada yang menang”
23. Aduh sayang !
Wahai anakku yang ingin utuh
Jangan sekali tuduh menuduh
Berbuat bangkai dan kursi ampuh
“Hendak tinggi terlalu jatuh”
24. Aduh sayang !
Kalau anakanda ingin mulia
Pilih pimpinan yang bijaksana
Kalau memilih siangkuh durjana
“Memberi barang ketangan kera”
25. Aduh sayang !
Janganlah nakku lengap sekejap
Dizaman appolo fitnah meluap
Berhenti di timur di Barat menguap
“Api padam puntung berasap”
26. Aduh sayang !
Hendaklah nakku berjiwa teguh
Berhati murni berjuang penuh
Terus menerus tidak mengeluh
“Aur ditanam betum tumbuh”
27. Aduh sayang !
Tata tertib perlukan ada
Tutur bahasa perlu dijaga
Akhlak luhur tanda mulia
“Bahasa menunjukkan bangsa”
28. Aduh sayang !
Kalau orang berjiwa unggul
Aktif berjuang padai bergaul
Tolong menolong bersama muncul
“Tangan mencencang bahu memikul”
29. Aduh sayang !
Kalau orang berjiwa perut
Semasih kecil tetap mengikut
Setelah besar semua dikentut
“Itulah dia mengandi bunut”
30. Aduh sayang !
Kalau orang berjiwa ringgit
Jangan harapkan bisa membangkit
Dalam jiwanya berputar penyakit
“Bagai baling-baling di atas bukit”
31. Aduh sayang !
Ada orang terlalu menyolok
Dirumah orang meminta rokok
Dirumah sendiri tidak menengok
“Itu namanya gerasa’ kerokok”
32. Aduh sayang !
Orang durhaka membabi buta
Membuat dosa di atas dosa
Pagi memfitnah sore berdusta
“Sudah panas berbaju pula”
33. Aduh sayang !
Jangan menari dimuka macan
Menganggap diri sudah pahlawan
Nama dicari jiwa dikorbankan
“Meletakkan api dibubungan”
34. Aduh sayang !
Pemuda sekarang berlenggang lenggok
Berasa diri gagah dan elok
Ulama’ Aulia’ diolok-olok
“Belum bertaji sudah berkokok”
35. Aduh sayang !
Baru saja mendapat ijazah
Menyangka diri sudah allamah
Tidak menghirau guru dan ayah
“Mencabik mudah menjahit susah”
36. Aduh sayang !
Orang mu’min berjiwa besar
Tetap berjuang sepenuh shabar
Orang munafiq berjiwa gusar
“Tegak berpaling duduk berkisar”
37. Aduh sayang !
Orang baik berbuat patut
Tidak membekot tidak mencatut
Jasa sedikit disanjung sebut
“Hatta sedikit menjadi laut”
38. Aduh sayang !
Silapang dada jiwanya rukun
Bila bersalah memohon ampun
Sipicik dada selalu ngerumun
Suka Menebas buluh serumpun
39. Aduh sayang !
Ada orang selalu bersalah
Tapi lahirnya semuanya dimarah
Tidak mendengar nasehat ayah
“Buruk muka cermin dibelah”
40. Aduh sayang !
Bertanya olehmu pada pimpinan
Mengenai hal Nahdlatul Wathan
Jangan bertanya pada luaran
“Jikalau beranan ikut kata bidan”
41. Aduh sayang !
Kalau orang bertitel tinggi
Ingin disebut masyarakat murni
Tapi amphibi berakhlak keji
“Bagai antan pencungkil duri”
42. Aduh sayang !
Ayahanda ini selalu menolong
Kepada orang yang ingin ditolong
Tapi akhirnya ayahanda didorong
“Bagai memagar kerambil condong”
43. Aduh sayang !
Ayahanda ini suka menunjuk
Dan suka pula memohon petunjuk
Mengharap bantuan dari sang Beruk
“Bagai bergantung diakar lapuk”
44. Aduh sayang !
Zaman sekarang zaman memburuk
Mulutnya manis hatinya busuk
Kalau orang berjiwa buruk
“Belum berkuku sudah menggaruk”
45. Aduh sayang !
Banyak terdapat mengukir langit
Menjemur bangkai di atas bukit
Belum berkuku sudah mencubit
“Diluar merah di dalam pahit”
46. Aduh sayang !
Banyak terdapat diakhir zaman
Orang meminjam lidahnya syaitan
Berjanji bersumpah sepenuh awam
“Murah dimulut mahal ditimbang”
47. Aduh sayang !
Kalau orang bernasib akhiri
Sukar terdapat mukhlis sejati
Biarpun murid biarpun pamili
“Mahal dibeli sukar dicari”
48. Aduh sayang !
Kalau orang bernasib malang
Lupa Ilahi lupa sembahyang
Zahir bathinnya selalu terserang
“Antan patah lesung hilang”
49. Aduh sayang !
Ziarah kubur dicapnya kafir
Oleh mereka yang asyik mengkafir
Qur’an Hadist tidak difikir
“Seperti air jatuh dipasir”
50. Aduh sayang !
Banyak orang memfitnah buta
Mengkafirkan orang dengan sengaja
Lantaran tak masuk dalam partainya
“Naudzu billahi min dzalika”
51. Aduh sayang !
Kalau mengharap bantuan penuh
Dari seorang berjiwa angkuh
Pohon mustahillah yang akan tumbuh
“Bayang-bayang sepanjang tubuh”
52. Aduh sayang !
Banyaklah orang mendidik anak
Karena mengharap kadernya banyak
Tapi terkadang sianak memberak
“Minyak habis sambal tak enak”
53. Aduh sayang !
Lisan politik dan tukang dongeng
Pandai memikat jutaan kepeng
Menawan menteri berumah genteng
“Semet bulu mau’ banteng”
54. Aduh sayang !
Orang yang thama’ ataupun manja
Tak akan puas hawa nafsunya
Diberi satu minta minta semua
“Diberi bahu minta kepala”
55. Aduh sayang !
Jiwa kesusu membawa sesat
Tidak memikir pada akibat
Akhirnya menyesal jalan terhambat
“Terlalu cepat jadi terlambat”
56. Aduh sayang !
Banyaklah orang angkuh Rinjani
Tidak menoleh kanan dan kiri
Setelah sadar menyesal sendiri
“Berani malu takut mati”
57. Aduh sayang !
Banyaklah orang anti nasehat
Membuat tuli menendang wasiat
Akhirnya dia dalang ma’siat
“Anak badk dihambat-hambat”
58. Aduh sayang !
Banyaklah orang mendewakan nafsu
Melontar kesana, melontar kesitu
Akhirnya memohon ampun seribu
“Iyyakan wama yu’tadzaru minhu”
59. Aduh sayang !
Kalau selalu mengikut iblis
Nanti menyesal yang takkan habis
Akhirnya lari sembunyi menangis
“Mara’ manuk bayah awis”
60. Aduh sayang !
Banyaklah orang idenya bertikai
Berebut kursi intai mengintai
Amal ibadat terbengkalai
“Seperti anjing berebut bangkai”
61. Aduh sayang !
Banyaklah orang mengejar pangkat
Lupa daratan lupa amanat
Hantam geromo patpat gulipat
“Sehabis kelahi teringat silat”
62. Aduh sayang !
Banyaklah orang mengepal awan
Mengaku membela Nahdlatul wathan
Menoleh kekiri dipinggir jalan
“Menjual bedil kepada lawan”
63. Aduh sayang !
Terkadang orang ilmunya seember
Mena’jiskan lautan yang penuh semper
Itulah lo’ Sekek Tamber
“Seperti kerbau terjepit leher”
64. Aduh sayang !
Zaman sekarang zaman penyakit
Penyakit fitnah penyakit menggigit
Sekalipun berjasa setinggi langit
“Seperti melepas anjing terjepit”
65. Aduh sayang !
Semua penghasad organisasi
Menggunakan lidahsyaiton iblisi
Menuduh NW diluar imani
“Bantel tolang Nde’na ara’ isi”
66. Aduh sayang !
Banyaklah orang baru diangkat
Menjadi guru menjadi pejabat
Berlagak alim yang paling keramat
“Seperti sibuta baru melihat”
67. Aduh sayang !
Banyaklah orang kehilangan kompas
Siang dan malam bersesak napas
Ibu bapaknya gurunya dilepas
“Akhirnya dia jatuh terhempas”
68. Aduh sayang !
Banyaklah orang membuang waktu
Setiap saat bermain kartu
Sehingga melelang sembahyang fardhu
“Lupa mertua lupa menantu”
69. Aduh sayang !
Kami asyik menanam dana
Karena mengharap dapat sarjana
Tapi akhirnyaSyarrun jaana
“Peres batu nde’ ara’ ai’na”
70. Aduh sayang !
Nahdlatul Wathan selalu diintai
Selalu difitnah berantai-rantai
Laut dan darat dan tepi pantai
“Bau busuk tidak berbangkai”
71. Aduh sayang !
Didetik kami nyatakan karya
Sepenuh dunia mulut menghina
Tapi akhirnya lidah berkata
“Sungguh NW keramatnya nyata”
72. Aduh sayang !
Aduhai kami bukan keramat
Dan bukan yang banyak tho’at
Hanya kami mengharap rahmat
“Karena berkhadam setiap saat”
73. Aduh sayang !
Nahdlatul Wathan ciptaan Sasak
Teguhkan barisan selalu kompak
Jangan anakku dituduh Gerasak
“Air besar batu bersibak”
74. Aduh sayang !
Siang dan malam ayahanda menyeru
Dan mendo’akan untuk bersatu
Tapi anakanda selalu membantu
“Menanam baiji di atas batu”
75. Aduh sayang !
NW tetap menanam bakti
Menghidangkan makanan setiap hari
Karena itu ingatlah diri
“Tempat makan jagnan diberaki”
76. Aduh sayang !
NW banyak mengirim orang
Keluar daerah seperti Malang
Maksud menambah tenaga pejuang
“Tapi bertambah semakin berkurang”
77. Aduh sayang !
Kasihan NW menanam jasa
Bersusah payah mengumpulkan dana
Akhirnya Malang malang nasibnya
“Umpan habis ikan tak kena”
78. Aduh Sayang !
Tidak sedikit, siang dan malam
Memberi harapan mengirim salam
Tapi buktinya pahit dan asam
“Masak di luar mentah di dalam”
79. Aduh sayang !
Anakku semua hargailah diri
Tetap berbakti pada Ilahi
Janganlah lupa rumah sendiri
“Sesat surut terlangkah kembali”
80. Aduh sayang !
Ayahanda tetap berpanjang nafas
Memberi nasehat sepuas-puas
Agar anakanda jangan membuas
“Bibir saya bukan diretak panas”
81. Aduh sayang !
Jangan sekali anakku berkata
Kami mendengan, tapi durhaka
Meski berkata selama-lama
“Kami mendengar kami setia”
82. Aduh sayang !
Kalau anakanda ke Gubuk Bermi
Bolehlah nakanda menumpang mandi
Kalau anakanda berjiwa murni
“Akan melihat seribu bukti”
83. Aduh sayang !
Malahan melihat lebih jutaan
Kurnia Tuhan di Nahdlatul Wathan
Asalkan nakanda tidak tertawan
Dalam perangkat hawa dan syaithon
84. Aduh sayang !
Bila anakanda mengingat diri
Mengingat NW mengingat Ilahi
Pasti menangis sepanjang hari
“Pasti mengaku salah sendiri”
85. Aduh sayang !
Alhamdulillah Robbul Izzati
Banyaklah ikhwan yang nyata murni
Tulus ikhlas sehidup semati
“Bagai Onta menyerah diri”
86. Aduh sayang !
Ilahi Robbi rabbal baroya
Kami hambamu yang hina dina
Tetap memohon limpah kurnia
“Mudahan selamat Abadan Abada”
87. Aduh sayang !
Allohu Akbar Ilahi Robbi
Limpahkan RahmatMu kepada kami
Turun temurun laki dan bini
“Kami semua berserah diri”
Wassalam
Khaadimukumul muhibb,
Waman ahabbaka nashakaha:
T.G.K.H. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJID
Muassisiun Nahdlatain wa Nahdlatul Wathan
Lathafal Lathiiful Khabiiru hihi wabil muhibbin wa’afa’anhum
Aamin-Aamin
PANCOR BERMI,
BIMUSHALLA AL-ABRAAR
Pancor, 27 R a j a b 1390 H
28 Semptember 1970 M
Penghimpun
Ttd
( T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid)))
Subscribe to:
Posts (Atom)